Weko News-Keluarga korban, PENEMBAKAN KILAT TERENCANA PANIAI oleh pasukan gabungan TNI/POLRI di Enarotali, 8 December 2014, pada 8 bulan lalu merasa
 KECEWA setelah mereka melihat PASKIBRA melakukan latihan pengibaran 
bendera Merah Putih untuk upacara HUT RI ke 70, 17 Agustus 2015 
mendatang.
Keluarga
 korban dan Orang Asli Papua Barat di Paniai papua meminta Ketua DPRD, 
Bupati dan KAPOLRES Paniai untuk tidak akan melaksanakan upacara HUT RI 
ke 70 yang jatu pada tanggal 17 Augustus 2015 diatas lokasi 4 mayat 
siswa SMA Paniai yang telah ditembak oleh TNI/POLRI.
Lapangan
 upacara Karel Gobay di Enarotali dilarang keras untuk melaksanakan 
upacara bendera Merah Putih memperingati HUT RI Sebab, kasus Paniai 
Berdarah tersebut masih belum dipertanggungjawabkan oleh President 
Republik Indonesia Joko Widodo-JK, KAPOLRI, PANGLIMA TNI, KAPOLDA, 
PANGDAM dan KAPOLRES Paniai hingga larangan ini dikeluarkan 30 Juli 
2015.
LAPANGAN KAREL GOBAY SEKARANG TAMAN MAKAM KORBAN PENEMBAKAN TNI/POLRI, SEJAK 8 DESEMBER 2014.
Karena
 lapangan Sepak Bola Karel Gobay itu telah dijadikan lokasi pemakaman 
mayat korban penembakan TNI/POLRI yang dimulai dengan 4 siswa SMA Paniai
 yang ditembak MATI di tempat oleh pasukan gabungan TNI/POLRI.
Setelah 
pengumuman tentang larangan ini disebarkan di Paniai para peserta 
PASKIBRA dari suku-suku asli Paniai telah membubarkan diri sejak 29 Juli
 2015.
REKOMENDASI :
Pertama :
Peristiwa PENEMBAKAN KILAT TERENCANA PANIAI di Enarotali itu dinilai 
sudah memenuhi syarat untuk dinyatakan pelanggaran HAM berat dan 
terbentuk Tim Adhoc Kasus Paniai Berdarah tetapi president Jokowi masih 
belum memberikan dana kepada KOMNAS HAM RI menjalankan tugas mereka, 
maka pihak DPRP diminta segera akan mengeluarkan REKOMENDASI kepada 
KOMNAS HAM RI untuk selanjutnya kasus Penembakan Kilat Terencana Paniai 
akan diajukan di Den Haag, Belanda dan PBB bagian Urusan Pembunuhan 
Kilat Terencana percepat penyelesaian kasus tersebut.
Kedua :
Kepada PIMPINAN NEGARA-NEGARA MSG DAN ULMWP diminta Kasus Penembakan 
Kilat Terenca Paniai ini harus dijadikan Topik Utama untik dibicarakan 
baik ITU di tingkat pertemuan PIF maupun Sidang Umum PBB dalam bulan 
September 2015 mendatang.
Ketiga :
Sekjend PBB, Mr. Ban Ki Moon diminta dengan hormat untuk melihat dan 
menerima perjuangan Orang Asli Papua dengan cara damai untuk kembalikan 
negera Papua Barat (WEST PAPUA) yang telah digagalkan oleh Belanda, 
Amerika dan PBB 1969 melalui PEPERA yang tidak Sah Atau Cacat Hukum Yang Pernah Lakukan di Papua Barat 
melalui proses DEKOLONISASI.
Keempat.
Berdasarkan perkembangan situasi Papua pada umumnya Dan khususnya 
Pegunungan Tengah Papua terutama di Paniai sejak 8 December 2014, maka 
PBB diminta segera akan kirimkan pasukan Perdamaian PBB pasca 
penyelesaian Kasus Paniai Berdarah, karena kedua belah pihak tidak mau 
mengalah antara keluarga korban (Papua) dan pihak TNI/POLRI (NKRI) 
Jakarta.
Maka Dengan Itu, kami Keluarga
 korban dan Orang Asli Papua Barat di Paniai papua meminta kepada Ketua DPRD, 
Bupati dan KAPOLRES Paniai untuk tidak akan melaksanakan upacara HUT RI 
ke 70 yang jatu pada tanggal 17 Augustus 2015 diatas Kuburan 4 mayat 
siswa SMA Paniai yang telah ditembak oleh TNI/POLRI.
                               Berikut Foto-Foto Korban 8 Desember 2014 Di Enarotali paniai.
Sumber: Suara Wiyaimana Papua
 
 








 
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar