Perang suku ditimika papua kembali mencekam |
Perang suku ditimika dari tahun ke tahun, bulan ke bulan minggu ke minggu, hari ke hari Konfik berkepanjangan Timika-Papua dimainkan oleh kerja-kerja Badan Inteljen Indonesia (BIN), karena dari perang antar kelompok atau perang antar suku baik suku suku yang ada di Papua maupun suku-suku Pendatang luar Papua, pihak pemerintah dan aparat kemanan (Tni-Polri) tidak Pernah ungkap pelaku sebenarnya secara hukum dan aturan Indonesia.
Pada
hal hasil Investigasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dari pihak
Tni-Polri sangat tahu jelas, pelakunya sudah ketahui, namun semua di
sembunyi mati karena aktor utama konflik Horizontal di Timika adalah
jelas BIN. Sumber terpercaya disampaikan anggota kepolisian polres Mimika, namanya tidak sebutkan, untuk menjaga keamanan.
BIN,
telah berhasil memegang kepala-kepala suku perang di Timika (Kwamki
Narama) dan membayar mereka untuk terus melakukan perang suku. Tujuan
utama adalah "Mau Berusaha untuk memadamkan Gerakan-gerakan perjuangan
KNPB di Timika, melalui perang Suku menjadi musuh, peca bela rakyat
papua".
Sudah
terbukti jelas bahwa “TNI/POLRI, jadi aktor perang suku di Timika dan
Freeport jadi donatur untuk membayar kepala-kepala suku perang. Perang
suku di timika ini hanya segilintir orang saja. Lebih dari 200san suku
yang ada di timika ini “perang
di Timika di mainkan oleh kelompok Militer yang diorganisir supaya
daerah amungsa kacau, karena didaerah ini jumlah penduduk sangat banyak
baik dari orang asli Papua dan orang dari luar Papua.
“Timika
selalu konflik, karena Timika daerah yang penduduknya banyak, yang
mencari makan di Pemerintah Kolonial Indonesia dan Perusahan Raksasa PT.
Freeport Indonesia yang beroperasi di Tembagapura sejak Tahun 1960-an
sampai saat ini. Beredar uang juga sangat banyak kota ini, sehingga
masalahpun semakin bertambah. Jadi, dengan situasi ini dimanfaatkan oleh
oknum Bin Indonesia,” jelasnya.
Kekacauan datang dari PT. Freeport Indonesia.
Dari
sejak masuknya PT. Freport Indonesia banyak rakyat dikorban. PT.
Freeport masuk sejak 1967 dilakukan oleh Indonesia dan Amerikat Serikat
sebelum Indonesia menguasai diatas tanah Papua. PT. Freeport tidak
melibatkan penandatangan MOu dengan masyarakat asli yang punya hak
ulayat. PT.Freport hadir kepentingan Amerika Serikat sebelum
melaksanakan PEPERA tahun 1969. PT. Freeport masuk ditanah Papua awal
pemusnahan bagi Bangsa Papua, PT. Freepor hadir untuk mengacau balaukan
kerukunan antar suku-suku yang biasa hidup rukun dan tentran sebelum
masuk Freeport dan Freeport hadir untuk menciptakan konflik antar suku
dengan dana satu persen. Dana satu persen adalah untuk membiayai perang
suku di Timika, Freeport adalah konseptor, kreator dan donator untuk
pembunuhan bangsa Papua pada umumnya dan pada khususnya rakyat Papua di
Timika, Freeport membiayai TNI/POLRI untuk membunuh pejuang kebenaran di
Timika, seperti Jenderal Kelly Kwalik. Jadi Tiap Minggu Kacau (TIMIKA)
dan Minggu-Minggu Kacau (MIMIKA) adalah Konseptor, Kreator dan Donator
ialah Freeport milik kapitalisme Amerika Serikat.
Kekacauan datang dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika
Tiap
Minggu Kacau (TIMIKA) dan Minggu-Minggu Kacau (MIMIKA) adalah otak juga
adalah Pemerintah Daerah Mimika, Mengapa? Karena Pemerintah Daerah
Mimika biasa membiaya Makanan, Minuman, kendaraan dan dana untuk
melancarkan perang suku di Timika, umpanya perang suku di Kwamki Lama,
sekitar 50-lebih kali perang. Setelah sekian puluhan sampai ratusan
bahkan sampai ribuan orang korban dengan perang, setelah itu Pemerintah
Daerah Mimika mengiapkan dana bayar kepala. Masyarakat tahu bahwa
setelah kita perang nanti kita dapat uang jutaan perkepala maka
masyarakat biasa berperang. Masyarakat tidak pikir bahayanya perang.
Masyarakat menjual nyawa dengan uang Indonesia. Masyarakat tidak pikir
hidup ini satu kali saja dan tidak ada kesempatan setelah meninggal.
Jadi Tiap Minggu Kacau (TIMIKA) dan Minggu-Minggu Kacau (MIMIKA)
diciptakan oleh Pemerintah Timika, bahkan Pemerintah Propinsi juga
terlibat seperti kemarin tanggal 27 Mei 2014 rombongan Gubernur hadir
menjanjikan untuk akan membayar perkepala.
Kekacauan datang dari Militer Republik Indonesia di Timika
Hukum
Indonesia tak berguna justru uang yang berperang demi nyawa orang lain,
dimana ada masalah disitu ada proyek sifat dan watak Militer Indonesia.
Kalau tidak ada masalah atau perang suku nanti dompet TNI/POLRI akan
habis, hal-hal ini sering terjadi Papua dan Timika pada khususnya.
Paling ironis lagi perang antar kelompok di timika juga pemegang hukum
dan ham Polisi dan Tentara juga memanfaatkan situasi perang tersebut.
Aparat kemanan menjadikan lahan bisnis. Perang antar kelompok
menjadikan projek. Perang Suku antara Suku Dani dan Moni ini Pemerintah
Timika membayar memberikan Uang untuk proses penyelesaian konlik
vertikal kepada pihak keamanan yakni Polisi dengan Rp. 1 Milyart dan
pihak Tentara 1 Milyart.
Uang-uang ini untuk demi proses penyelesaian dibayar uang namun masalah belum menghasilkan berdamai kedua belah pihak. Didalam perang suku banyak oknum terlibat terlibat yakni Inteljen Negara Indonesia (Bin), Tni-Polri Memfasilitasi seperti makanan, minuman, Transportasi.Tiap Minggu Kacau (TIMIKA) dan Minggu-Minggu Kacau (MIMIKA) Konseptor, Kreator dan dan Eksekutor ialah BIN, BAIS, Barisan Merah Puitih, LMA dan TNI/POLRI untuk memperbesar dompet mereka. Rakyat tidak ada untungnya.
Kekacauan datang dari Orang Indonesia (Melayu)
Tiap
Minggu Kacau (TIMIKA) dan Minggu-Minggu Kacau (MIMIKA) juga datang dari
orang pendatang yang datang di kota Timika untuk mencari makan, Orang
Pendatang rakyat Indonesia memakai dengan alat tajam seperti Panah
Wayar, Parang Panjang, dan dibekap oleh TNI/POLRI dengan senjata. Setiap
kali masalah antara orang Papua dan orang Melayu (Indonesia) terjadi
dipihakrakyat Indonesia dibekap oleh TNI/POLRI dengan kekuatan senjata.
Kalau masyarakat Papua dengan Papua sendiri mereka tidak biasa respons
karena nanti tidak ada uang pengamanan, TNI/POLRI biasa tunggu sampai
jatuh korban melewati puluhan orang atau ratusan orang setelah TNI/POLRI
mengaduh dana ke Pemerintah dan DPRD jadi yang biasa menyetujui untuk
Tiap Minggu Kacau (TIMIKA) dan Minggu-Minggu Kacau (MIMIKA) ialah Aparat
Penegak Hukum Republik Indonesia di Timika-Papua
Kekacauan datang dari Orang Papua yang dipakai oleh Militer Indonesia.
Tiap
Minggu Kacau (TIMIKA) dan Minggu-Minggu Kacau (MIMIKA) juga yang
menjadi Eksekutor di lapangan ialah anggota Badan Intelijen Negara
(BIN), Badan Intelijen Stategis (BAIS), Lembaga Musyawarah Adat (LMA),
Barisan Merah Putih (BMP). Anggota BAIS orang Papua yang masuk kedalam
merencakan strategis untuk baku perang dan anggota BIN orang Papua yang
masuk kedalam akan eksekuti dilapangan. Otaknya BIN dan BAIS maka
kepala perang dikendalikan oleh BIN dan BAIS, apalagi masyarakat gunung
itu kalau perang antar suku adalah system komando jadi gampang sekali
BIN dan BAIS bermain ditingkat ini. Perang Suku juga terstrukur seperti
ada kepala perang, komanda operasi, komandan intelijen, komandan
Strategis, komandan Pendanaan, komandan logistic, komandan pembukuan dan
laporan. Jadi disitu BAIS dan BIN bermain.
Sumber ; KNPBNEWS
0 komentar:
Posting Komentar