728x90 AdSpace

Latest News

Kamis, 30 Juni 2016

HUT ke-45 Proklamasi West Papua, Bintang Kejora Berkibar di Yogyakarta

Mahasiswa Papua di Yogyakarta foto bersama dengan Sang Bintang Kejora berkibar (Foto: SP).
YOGYAKARTA, SUARAPAPUA.com — Setiap tanggal 1 Juli diperingati oleh orang Papua sebagai hari  proklamasi kemerdekaan West Papua. Proklamasi tersebut dibacakan di Markas Victoria, Desa Waris, Jayapura pada 1971 lalu.
Hari ini, Jumat (01/07/2016), pelajar dan mahasiswa Papua di Yogyakarta dikoordinir oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) komite kota menggelar perayaan peringatan peristiwa pembacaan teks proklamasi tersebut dalam bentuk upacara pengibaran Sang Bintang Kejora di halaman Asrama Kamasan I Papua.
Suara Papua berkesempatan untuk menyaksikan langsung perayaan peringatan 45 tahun pembacaan proklamasi kemerdekaan West Papua ini.
“Kepada Sang Bintang Kejora, hormat grak!” Begitu pekik Mikael, yang menjadi pemimpin upacara. Mengenakan pakaian adat, koteka, suaranya tegas. Sontak puluhan tangan kanan peserta upacara terangkat menghormat pada Sang Bintang Kejora dengan khikmad.
Lalu instrumen musik lagu kebangsaan “Hai Tanahku Papua” pun terdengarlah. Mata puluhan mahasiswa yang tegak berdiri dalam sikap hormat di lapangan asrama Kamasan I Papua Yogyakarta pun terlihat berkaca-kaca.
Lalu teks proklamasi kemerdekaan Papua pun dibacakan. Usai ditutup dengan mengheningkan cipta, peserta upacara berkumpul di bawah Bintang Kejora di tiang bambu untuk bersama mendengar pembacaan pernyataan sikap bersama, dibacakan oleh ketua AMP komite kota Yogyakarta, Abi Douw.
“Hari ini, Jumat (01/07/2016), genap 45 tahun Brigadir Jenderal Zeth Jafeth Rumkorem membacakan teks proklamasi negara West Papua dari Markas Victoria,“ begitu tegas Abi.
Dalam pernyataan sikap, Abi menegaskan, pemberian keleluasaan bagi rakyat Papua untuk menentukan nasibnya sendiri adalah solusi paling demokratis untuk rakyat Papua hari ini.
“Pelanggaran HAM, kemiskinan, eksploitasi dan eksplorasi dan berbagai bentuk ketimpangan pembangunan dalam kuasa penjajah adalah akibat-akibat yang ditimbulkan dari aneksasi West Papua oleh NKRI,” tegas Abi.
Dalam pernyataan bersama, AMP menegaskan tiga tuntutan. Pertama: berikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri sebagai solisi demokratis bagi rakyat Papua.
Kedua: tutup semua perusahaan multi national coorporation, seperti Freeport, BP, LNG, Medco, Corindo dan mega proyek MIFEE.
Kegita: tarik semua militer (TNI/Polri) organik mapun non organik dari seluruh tanah Papua.
Setelah pernyataan sikap, kegiatan peringatan dilanjutkan dengan mimbar bebas. Setiap peserta satu per-satu menyampaikan penegasannya bahwa Papua harus merdeka demi menyelamatkan hidup bangsa Papua di atas tanah air Papua.
Salah satu mahasiswa Papua, Yusuf Kosay, dalam orasinya menegaskan, kemerdekaan adalah hak setiap bangsa, dan dan berdasarkan hukum-hukum internasional, bangsa Papua juga punya hak untuk menentukan nasib sendiri, menentukan status politik mereka, mengejar perkembangan ekonomi dan sosial sesuai dengan perkembangan budaya dan peradabannya.
“Papua,” teriak Kosay, lalu disambut peserta upacara dengan teriakan “Merdeka”.
Pantauan Suara Papua, setelah orasi-orasi politik, peserta melanjutkan kegiatan dengan bernyanyi dan menari. Mereka juga membubuhkan tanda tangan di atas kain putih sebagai bentuk dukungan dan kebulatan tekad mereka untuk mendukung dan akan turut berpartisipasi aktif dalam upaya-upaya menuju Papua merdeka.
Pewarta: Bastian Tebai
HUT ke-45 Proklamasi West Papua, Bintang Kejora Berkibar di Yogyakarta
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Top