Beban Sejarah Bangsa Papua Barat Adalah Tanggung
Jawab Generasi Kita, yang HARUS Kita Lunasi !
Ukago Sem. |
Mari kita baca beban Sejarah kita, Sejarah telah, sedang dan akan mencatat,
sebenarnya kita telah tahu bahwa, siapa kita Kemarin, sekarang dan besok dalam
peradaban dunia ini, Sama halnya Bangsa-bangsa penjajah Bangsa kita. Beban kita
adalah Membebaskan Kebangsaan dan Tanah warisan Leluhur kita. Beban kita adalah
menghentikan Pemusnahan, cucuran Dara dan Air Mata Rakyat Papua Barat. Beban
kita adalah memperjuangkan Bangsa kita menjadi suatu Bangsa yang Merdeka dan
Berdaulat dalam segalah aspek kehidupan dihadapan Bangsa lain. Beban kita
adalah memperjuangkan Hak untuk Menentukan Nasib Masa Depannya Oleh, Dari dan
Untuk Rakyat Papua Barat sendIri.
Seluruh
Aktivis KNPB dan Pemuda Rakyat Papua Barat dari sorong sampai Merauke sebagai
Pelopor Perjuangan Pembebasan Nasional Bangsa Papua, mutlak dan harus
bertanggung jawab atas beban Sejarah kita dan mengembalikan Cita-Cita Luhur
Bangsa Papua Barat, yaitu “BERBANGSA DAN
BERNEGARA” untuk menjadi Duduk Sama Renda dan Berdiri Sama Tinggi
seperti Bangsa-Bangsa lain di muka Bumi.
Kepada
Seluruh Aktivis HAM dan Pemuda Papua Barat dari teritori sorong sampai merauke,
baik itu yang bergabung dalam sipil, Lembaga, militer, Organisasi Gerakan
Perlawanan dan Organisasi Sosial, Faksional maupun LSM, Kita tidak bole saling Mempertahankan
ego,ambisi, pendapat,margaisme, sukuisme,dan tidak saling menjatuhkan wibawah
tetapi, kita HARUS bersatu, bahu
membahu dalam Gagasan dan Tindakan untuk “MEMBEBASKAN”
Bangsa kita dari kekuasaan Kolonialis Indonesia dan Neo- Kapitalisme.
Pemuda,
Mahasiswa, Pelejar dan Rakyat Papua Barat Bersatu dan Mari Kita Bergerak dan satuhkan Langka dalam Satu Komando dan
Satu Tujuan dengan semboyang Lawan…Lawan…Lawan…dan Lawan, sampai dititik dimana
seluruh Rakyat Papua Barat menentukan Nasib Masa Depan Bangsanya sendiri diatas
tanah tumpah darah, sabagai Jaminan Anak Cucu dan tetap serta terus
Berkembang-biak dan mewarisi Negeri Leluhur, secara Adil, Jujur dan Demokratis
berdasarkan Mekanisme dan Prinsip-prinsip, Standar Hukum HAM Internasional,
yaitu REFERENDUM.
“ONE PEOPLE ONE SOUL ” dan atau “ONE MAN ONE
VOTE” menjadikan Roh Perlawanan kita!
Seluruh Aktivis Pemuda pemudi, Mahasiswa, Mahasiswi,
Pelajar, orang papua yang bergabung dalam Sistem Kolonial Indonesia sebagai
Pegawai Negeri, TNI, POLRI, DPR, MPR, BUPATI, GUBERNUR, POL-PP, KARYAWAN,KARYAWATI,
maupun seluruh Rakyat Papua Barat Dari sorong sampai Merauke kita harus bangkit
dan melawan pembunuhan, pembantian, terror, intimidasi, penyisiran, marginalisasi,
perampasan, perampokan, pemerkosaan Hak dan Harga Diri, diperbudak oleh
Kolonial Indonesia dan berhenti dengan selalu mengeluh dan berkata, “terimakasih… terimakasih… terimakasi dan
terimakasih” walaupun berlumuran keringat, darah dan air mata. “Lebih baik Bangsa Papua Barat punah
dari Tanah Warisan Leluhur ini dari pada Bangsa Papua Barat menggadaikan Harga
Diri dan Martabat kepada Bangsa lain”
Bangsa
Kita akan terus berada dibawah penjajahan atau punah dari atas tanah warisan
Leluhur ini, diawali oleh :
1.
Kita
tidak melihat dan mempelajari Sejarah Bangsa kita sendiri.
2
Pemetaan Agenda, Isu dan Stratak dari
sisi UNTUNG dan RUGI atau MENANG dan KALAH serta PELUANG.
3.
Mempertahankan pendapat, tanpa melihat
dan membaca perkembangan Politik Dalam dan Luar Negeri dan EGO.
4. Mengharapkan
sesuatu atau Kemerdekaan dari Penjajah.
Kita akan
mengusir penjajah colonial Indonesia dari atas Tanah Warisan Leluhur
Bangsa Papua, sangat ditentukan oleh Kemampuannya dalam persatun Perlawanan
yang nyata, tanpa mengenal kata kompromi. Sesuai
pesan dalam perlawanan “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh dan punah”.
Setelah
mengetahui memahami perjalanan panjang dalam penjajahan di atas wilayah Papua
Barat dan Perjuangan Kemerdekaan Papua Barat dalam menghadapi penjajahan ini,
maka posisi rakyat Papua Barat dihadapkan kepada tiga pilihan keberpihakan
secara umum. Pertama, memihak kepada penjajah. Kedua, memihak rakyat Papua
Barat. Ketiga, tidak memihak apa-apa dan siapa-siapa (netral,atau tidak tahu menahu).
Untuk
itu Kita perluh menyadari bahwa “kita
adalah kita. Dulu, sekarang dan selamanya kita tetap kita, kita tidak bisa dan tidak
akan pernah menjadi Orang atau Bangsa lain. Kita tidak bisa dan tidak akan pernah
menjadi Bangsa Indonesia atau AS. Tuhan sendiri mewarisi Kebangsaan kepada
Leluhur kita dan Tuhan sendirilah yang akan menghapus Kebangsaan kita menurut
Kodrad-Nya. Pemahaman selain itu TIDAK”.
Maka
Rakyat Papua sadar, sadar akan Siapa diri saya, Dari Mana Kebangsaan Saya,
dimana kini posisi saya berada dan kemana akan saya pergi membawah
berkas-berkas kehidupan sebagai jaminan hidup dan berkembang biak bagi anak
cucu saya. Diam tunduk dibawah kaki penjajah, maka
kita akan punah, mari kita bangkit dan melawan.
Pertanggug
Jawaban Aktivis, Pemuda/I, Mahasiswa/I, Pelajar dan seluruh Rakyat Papua Barat
adalah :
Kita Harus
Mengakiri Penjajahan atas Bangsa kita Mari Bersatu dan Kita Bergerak
Lawan dan Maju terus….sampai dititik
darah Penghabisan.
Mari Kita Mengusir
Kolonial Indonesia yang berwatak Neo-kapitalisme dari atas Tanah Warisan leluhur
Kita.
Menggenggam
Kebangsaan Kita
Menjadi
suatu Bangsa yang MERDEKA DAN BERDAULAT
Berdiri
dengan Kepala dan Badan Tegak di hadapan dan sederajat dengan Bangsa-Bangsa lain
di Muka
Bumi.
0 komentar:
Posting Komentar